Minggu, 02 Februari 2014
Kamis, 16 Januari 2014
Kritik Penggunaan kata "Mimbolian" dalam ALKITAB Bahasa Balantak
(1).
MIMBOLIAN secara terminologis berasal dari kata dasar "boli" yang
berarti "ubah" yang kemudian diberikan awalan MIM dan akhiran AN yang
menjadi MIMBOLIAN. Dalam bahasa balantak suku kata yang berawal MIM dan
berakhiran AN mengandung makna kata kerja. Jadi Mimbolian berarti
"MENGUBAH" atau MERUBAH". APA yang dirubah/ubah? yang dirubah
adalah sesuatu yg tdk baik dirubah supaya baik. Berdasarkan pengertian ini,
relevankah kata Mimbolian diartikan sebagai orang2 najis dan berhala? sama sekali
tidak cocok alias tidak konek.
(2)
MIMBOLIAN dpt pula diartikan sebagai aktivitas. Dalam tradisi suku Balantak
untuk mengubah yang tdk baik menjadi baik yakni dengan kegiatan mimbolian.
Bagaimana wujudnya? yakni dengan sharing pengalaman secara jujur dan terbuka
(dalam bahasa Balantak disebut bapoosarak, artinya mencari kesalahan atau dosa2
yg telah dilakukan dan mengakuinya kemudian bertobat). Suku Balantak percaya
bahwa kesalahan2 atau dosa2 yang telah diperbuat dapat mendatangkan musibah.
Dengan pengertian ini apakah kegiatan itu berhala? Jangankan orang Balantak,
Mereka yang percaya pada TUHAN pun mengimani bahwa dosa mendatangkan maut. Jadi
Tidak cocok klu mimbolian diterjemahkan sebagai berhala atau najis.
(3).
MIMBOLIAN sbg bentuk kepercayaan. Apa yang dipercayai dalam mimbolian tentunya
tidak sama persis dengan apa yang diimani oleh GEREJA. Mimbolian percaya akan
adanya eksistensi Tuhan sbg yang empunya diri kita yang oleh A.C. Kruyt disebut
TUMPUHta. Hanya saja dalam mimbolian tdk mengenal Kristus (dulu saat blm mengenal
agama). Dalam mimbolian pun mengajarkan nilai2 cinta kasih, persaudaraan dan
kesetiaan. Mimbolian merupakan landasan etika, moral, filsafat dan nilai-nilai
kehidupan yang memiliki visi demi kebaikan dalam cara yang berbeda. HANYA saja
bahwa aktivitas ritual dalam mimbolian tdk sama dgn ritual dalam GEreja. Dua
hal yg berbeda tapi memiliki adanya kesamaan nilai2. TAPI TIDAK SEMUA DALAM
MIMBOLIAN SEJALAN ATAU SAMA DENGAN KEYAKINAN IMAN AGAMA. Pertanyaannya adalah
APAKAH dengan adanya perbedaan terus disimpulkan sbg berhala? Justru kata
"berhala itulah" meruntuhkan semua kesamaan nilai2 itu. Budaya
balantak lahir dari mimbolian, etika atau cara bergaul masyarakat Balantak
lahir pula dari mimbolian. MOHON MAAF entah siapa yang menerjemahkan kata
MIMBOLIAN sebagai kata berhala, kesimpulan saya berarti dia (mereka) tidak
mengerti substansi dari Mimbolian. JANGAN2 mereka (GEREJA tertentu) telah
membunuh warisan budaya leluhur tanah negeri. Jangan2 "Gerejalah"
yang membunuh budaya di tanah Balantak (cat. Tdk semua Gereja). GEREJA
Kekristenannpun lahir dari budaya dan dipengaruhi oleh Budaya (bdk. sejarah
kekristenan). Saya agak terganggu ketika membaca kata mimbolian dalam Alkitab
karena menurut saya tidak cocok. Sbg orang beriman, saya setuju bahwa ada hal2 yg
tidak sejalan dgn iman kristiani tetapi tdk serta merta membuat kesimpulan sbg
berhala. Pertanyaan kritisnya..... APAKAH agama ISLAM, HINDU, BUDHA dan
KONGHUCU yg tdk mengimani Kristus kita sebut mereka BERHALA? Tentu TIDAK.
"YESUS telah mengajarkan kepada umatNya untuk tidak menghakimi orang lain demikian pun kita jangan menghakimi sesama kita karena Yesus-lah satu-satunya Hakim Agung"
"YESUS telah mengajarkan kepada umatNya untuk tidak menghakimi orang lain demikian pun kita jangan menghakimi sesama kita karena Yesus-lah satu-satunya Hakim Agung"
Oleh: M. Muharli Mua, S.Fils
Selasa, 14 Januari 2014
Mimbolian: Kepercayaan Suku Balantak
Catatan: Berikut ini adalah bagan tentang
relasi manusia dengan “yang Ilahi” dalam perspektif suku Balantak. Tentunya
relasi dengan “yang Ilahi” ini lahir dari masyarakat suku Balantak sebelum
mengenal dan memeluk agama. Meskipun telah menganut agama (beriman) namun
kepercayaan-kepercayaan dalam “mimbolian” masih terpelihara hingga kini. Di
sini, penulis tidak mengajak anda untuk kembali ‘mimbolian’ tetapi
memperkenalkan kepada saudara tentang bagaimana para leluhur suku Balantak dahulu
kala percaya akan realitas yang transenden sebelum menganut agama. Relasi dalam
bagan ini akan dibahas oleh M. Muharli
Mua, S.Fils (Pascasarjana UGM Yogyakarta) dalam buku yang berjudul “Suku
Balantak: Sejarah, Kebudayaan dan Filsafatnya”.
Ritual
“Mimbolian” dalam Masyarakat Suku Balantak
(M.
Muharli Mua, S.Fils)
Ritual Mimbolian bagi orang yang sakit
Langganan:
Postingan (Atom)